Jumat, 19 September 2008

Letter Save our Surrounding V

Genetically Modified Organisms (GMOs)

Antonius Suwanto (Departemen Biologi FMIPA IPB)

Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata GMO? Atau bisa disebut organisme transgenik? Alergi atau kanker kah?

Transaksi gen bukanlah hal baru dalam kehidupan di alam dan mungkin bahkan telah berlangsung sejak adanya sel awal yang merupakan bagian dari evolusi biosfer planet bumi ini. Nenek moyang sel yang menjadi calon sel tumbuhan dapat melakukan fotosintesis akibat dari akuisisi bahan genetik sianobakter (1). Akibatnya muncullah sel tanman yang dapat disebut sebagai organisme transgenik yang berperan penting dalam produksi oksigen bumi. Tumbuhan modern pun, dengan kloroplas dan mitokondrianya, merupakan contoh makhluk transgenik hasil transaksi gen inter-domain(2).

Kalau memodifikasi bahan genetik disebut ‘playing God’, maka manusia telah melakukan hal ini sejak lama. Telah menjadi kebiasaan, sadar atau tidak sadar, manusia telah melakukan transaksi genetik ketika mencoba ‘memuliakan’ tanaman. Caranya adalah dengan mengumpulkan biji penghasil buah yang manis dan membuang yang asam (pengkayaan gen tertentu dari suatu populasi secara selektif), memanfaatkan reproduksi seksual (persialngan), mutasi alam (misal kelapa kopyor), atau ‘memaksa’ secara buatan dengan bahan kimia atau fisika.

Semua cara ini telah lama dilakukan jauh sebelum teknologi DNA ditemukan. Bahkan, gandum yang kita kenal sekarang adalah modifikasi bahan genetik melalui persilangan lebih dari 10 spesies dan 4 genus yang berbeda(3). Uniknya, selama ini kita tidak pernah mengatakan gandum menimbulkan alergi, kanker, dan merusak keanekaragaman hayati; walaupun tanaman ini sudah sangat berbeda dengan jenis liarnya.

Transaksi gen bahkan sedang terjadi pada trilyunan bakteri penghuni usus besar kita ketika kita membaca tulisan ini.

Dengan demikian organisme hasil modifikasi genetik (GMOs) bukanlah hal yang baru. Bahkan tiap manusia pada dasarnya adalah hasil modifikasi bahan genetik kedua orang tuanya yang melakukan reproduksi secara seksual.

Lalu kenapa banyak orang masih meributkan?

Yang baru adalah cara modifikasi bahan genetiknya. Saat ini pengertian GMO telah direduksi menjadi organisme hasil modifikasi bahan genetik melalui teknologi DNA. Organisme hasil silangan, mutasi kimia, atau fisika tidak digolongkan sebagai GMO.

Yang terpenting adalah beragam penampilan fisik, karakter, atau gaya hidup manusia merupakan refleksi dari keragaman genetik; dan merupakan gambar dari toleransi terhadap pluralisme di taraf yang sangat dasar dan alamiah : molekul DNA sendiri!

Pustaka :

(1) Bhattachrya D, L Medlin. 1998. Algal Phylogeny and the Origin of Land Plant. Plant Physiol 166 : 9-15.

(2) Woese CR, Kandler O, Wheelis. 1990. Toward a Natural System of Organism : Proposal for the Domains Archaea, Bacteria, and Eukarya. Proc Natl Acad Sci USA 87 : 4576-4579

(3) Kreuzer H, Massyey A. 2005. Biology and Biotechnology : Science, Application, and Issues. Washington : ASM Pr.

Tidak ada komentar: