Minggu, 21 Desember 2008
Sabtu, 20 Desember 2008
20 Desember 2008
Tepat setelah setahun beberapa hari, kami, Himpunan Mahasiswa Biologi FMIPA IPB, telah melaksanakan dan mempertanggungjawab kan seluruh kegiatan yang direncanakan di awal kepengurusan yang berkaitan dengan Hentakan Nasional Ikahimbi 2007 di IPB. Berkaitan dengan hal ini saya masih terngiang akan salah satu hasil Lokakarya Nasional Ikahimbi Hentakan Nasional Ikahimbi 2007 yang berbunyi setiap kelompok/himpunan/ kelembagaan Biologi yang tergabung dalam Ikahimbi wajib menyelaraskan program kerjanya sesuai tema lingkungan.
Save our Surrounding (SOS) adalah salah satu terobosan, saya rasa, dari Himabio IPB yang baru ada sesuai dengan amanah Lokakarya Ikahimbi. alhamdulillah semua hal yang direncakanan dapat berhasil dilaksanakan walau terdapat kekurangan. SOS merupakan tema dari Himabio IPB 08 yang mana dalam setiap kegiatan Himabio harus membawa konten lingkungan. konten dapat disampaikan melalui publikasi kegiatan, acara, dan ajakan lingkungan oleh MC. adapun kegiatan nyata adalah penghijauan, lomba poster-foto- story telling (Biologi Cinta Lingkungan), eksplorasi alam, SOS ekspo, dan lain sebagainya.
Dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak sangat kami hargai. karena, tanpa masyarakat Biologi IPB khususnya, dan dukungan dari pihak lain, SOS tidak akan bisa berjalan.
Selamat bagi kita semua, sebentar lagi fajar kepengurusan Himabio IPB baru akan menyingsing, kami yang telah berkarya undur diri, bukan untuk mengunci diri, tapi tetap coba beri arti dengan tetap mengabdi pada bumi pertiwi.
Akhir kata...
jaga hati tetap suci
jaga diri tetap berseri
jaga bumi tetap lestari
Senin, 17 November 2008
Biota 08

Biology on training!
We are honored to share our experience and skills to you.
- How to make a living media of Pleurotus sp. (oyster mushroom or jamur tiram)
- How to make a key accesories and others that made from resin (Embedding)
- How to growth the plant without soil (Hydroponic)
You can get these in two days, moreover you can develop it to get some cash
into your life.
Special Attendants :
Mrs. Agustin Widya Gunawan (IPB Fungi Specialist)
Mr. Djoko Waluyo (Former ASEAN Agriculture Consultant)
Time: Saturday-Sunday, November 29th - 30th, 2008
Place : Wisma Amarillis IPB Darmaga
Registration Fee
S1 : Rp 35 000
S2, S3, othres : Rp 40 000
Registration fee includes sertificate, lunches and snacks during training
How to order :
a. sending sms to 081808222977
b. ticket box at Koridor Faperta IPB
Organized by : BioWorld Himabio FMIPA IPB
Further Information, please contact:
Jaka 081808222977
Ratih 08139870976
Minggu, 19 Oktober 2008
musuh alami
Musuh alami itu salah satu cara pengendalian yang cukup bagus diterapkan di Indonesia. Walaupun butuh waktu yang lama supaya gulma mati / terkendali, tetapi musuh alami termasuk pengendali yang ramah terhadap lingkungan. Teatapi perlu juga dipelajari apa akibatnya apabila musuh alami berlimpah. [Kirstina Simamora, C54060235]
penggunaan musuh alami sekarang ini di Indonesia sangat perlu dikembangkan lagi. kebanyakan petani Indonesia masih menggunakan bahan kimia yang sangat membahayakan lingkungan, mungkin mereka menggunakan itu dikarenakan harganya masih terjangkau dan kurang tahunya para petani terhadap adanya metode yang lebih aman yaitu menggunakan agen biologi yaitu musuh alami. oleh karena itu, kita sebagai orang yang berpendidikan perlu mengadakan penyuluhan guna memberikan wawasan tentang penggunaan musuh alami supaya lingkungan atau ekosistem dapat berjalan aman dan alami. [Azim Kholis, G24070036]
penggunaan musuh alami cukup efektif digunakan karena tidak mengeluarkan biaya yang besar. kita hanya cukup mendatangkan musuh alami tersebut ke perkebunan tanpa merusak lingkungan. karena pemberantasan gulma dengan pemangkasan memerlukan waktu lama dan gulma tidak akan mati karena kita hanya memangkasnya saja. sedangkan penggunaan herbisisda, yaitu menggunakan bahan kimia, dapat merusak lingkungan atau ekosistem, mengakibatkan polusi, dan biayanya besar. meskipun begitu, musuh alami harus tetap dipantau agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan baru. [Dilla Angraina, G24070034]
menurut saya, penggunaan musuh alami di Indonesia masih kurang disosialisasikan. karena banyak orang yang masih menggunakan obat-obatan kimia seperti pestisida dan herbisida dalam melakukan perawatan tanaman. padahal musuh alami lebih ramah lingkungan dari pada bahan kimia sintetik yang notabene menyebabkan polusi, harga mahal, serta dapat mengurangi unsur hara tanah. seharusnya departemen pertanian / pihak pemerintah rajin memberi sosialisai para petani Indonesia agar menggunakan musuh alami, sehingga nantinya lingkungan kita lebih sehat dan tidak terkontaminasi oleh bahan kimia yang berbahaya bagi makhluk hidup. [Firdana Ayu Rahmawati, G24070030]
menurut saya, kurangnya minat rakyat pertanian dalam penggunaan musuh alami karena kurangnya sosialisasi dan pendidikan tentang pertanian kepada masyarakat tentang pertanian kepada masyarakat pertanian yang rata-rata miskin atau menengah ke bawah. bagaimana tidak, lulusan IPB saja pada melanglang buana pekerjaannya ke perbankkan, penyiaran, dll. bukan turun jadi petani. jadi pendidikan gulma di kampus diterapkan di bank. [Rini Utami M, G24070006]
penggunaan msusuh alami di Indonesia baik selama dilakukan penelitian terhadapa jenis musuh alami yang digunakan, di mana musuh alami tidak menyebabkan kerugian bagi organisme atau faktor abiotik lainnya. selain itu, musuh alami sebaiknya dikembangkan oleh Indonesia sendiri, tidak diimpor terus menerus dari luar negeri. [Rizka Rahma Dewi, C54063418]
musuh alami di Indonesia kurang efektif akrena banyaknya lahan prtanian di Indonesia yang sudah habis dilalap pleh hama. musuh alami hanya mengurangi beberapa persen perkembangbiakan hama. akan tetapi sudah cukup lumayan. selain itu, musuh alami juga masih mempunyai musuh. oleh karena itu, musuh alami perlu dikembangkan untuk membantu pembasmian hama. [Rendra Edwuard, G24070063]
tidak selamanya penggunaan musuh alami itu baik atau selalu bermanfaat. terkadang juga dapat menjadi masalah. tetapi mungkin dengan ketelitian yang lebih baik lagi musuh alami dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. [Kristian I, G24070042]
pengawasan penggunan tidak terlalu ketat di mana cenderung musuh alami itu malah berkembang terlalu pesat dan merusak keseimbangan ekologi. ini menjadi masalah baru yang harus dicari solusinya. maka untuk mengurangi kemungkinan ini, pengujian, pengawasan, serta perijinan terhadap musuh alami harus diperhatikan dan dilaksanakan. jangan hanya karena akan mengurangi penggunaan unusr kimiawi saja sebagai solusi, kita malah merusak keseimbangan ekologi dengan menggunakan solusi musuh alami yang berlum teruji aman. [Fitrie Atviana N, G24070001]
penggunanan musuh alami kurang efektif karena dapat menyebabkan semakin banyaknya tumbuhan pengganggu/ parasit baru... apalagi di Indonesia di mana manusianya kurang disiplin terhadap suatu hal dan sukanya berlebihan. [Adita Dwi N, C54062990]
Selasa, 14 Oktober 2008
Letter Save Our Surrunding VI
Biofuel merupakan salah satu energi alternatif yang cukup lama dikenal manusia. Biofuel biasa digunakan untuk berbagai jenis mobil hibrida, yaitu mobil dengan menggunakan campuran dua bahan bakar.
Pada saat ini ada dua mobil biofuel yaitu biosolar (95 % solar + 5 % bahan nabati dari kelapa sawit atau jarak pagar) dan biobensin (95 % bensin + 5 % etanol). Jika menggunakan 20 % bahan nabati maka akan diperlukan suatu modifikasi khusus terhadap mesin kendaraan. Penelitian mengenai pengembangan mesin dan biofuel sendiri masih dilakukan.
Biobensin sering disebut juga bioetanol.Secara umum pembuatan etanol terdiri dari proses persiapan bahan,pra perlakuan dengan steam, hidrolisis selulosa dan fermentasi
manis.
Di Cina dan Italia telah dimulai pengembangan ekstraksi etanol dari sorgum dengan nama proyek ECHI-T. Pengembangan ini memilki beberapa keuntungan antara lain:
- promosi keuntungan ekonomi domestik dari pengembangan energi baru yang bersih dan terbarukan dari sumber alam domestik
- keuntungan lingkungan : pengurangan emisi CO2 dan penurunan emisi polutan di lingkungan perkotaan ketika biobensin digunakan di sektor transportasi
- lapangan kerja baru khususnya di daerah pedesaan
- desentralisasi produksi energi ke daerah terpencil
- sumber devisa baru
- kemungkinan transfer teknologi ke dareah lain
- dasar dari perdagangan karbon dan negosiasi antar negara
Informasi mengenai ECHI-T dapat diperoleh melalui eta.fi@etaflorence.it.
Jika di Cina dan Italia telah dimulai pengembangan sorgum manis sebagai sumber biobensin, maka di Indonesia masih melakukan banyak penelitian menggunakan jarak pagar dan tebu. Beberapa daerah di Jawa Barat telah memulai produksi etanol dari singkong. So, let’s drive with green!
Minggu, 12 Oktober 2008
1 hari kemudian...[September 11, 2008 5:28 PM]
Ketika semua berubah menjadi terasa menyenangkan, bahkan kita, generasi yang ‘terpilih’ masuk Biologi, mulai memasuki semester akhir perjalanan kuliah. Apa yang terjadi adalah suatu yang cukup aneh dan mengagumkan. Ketika pertama datang menjejak ke lantai 5, teringat TPB pernah responsi di bio 4 (sebelum jadi lab), gundah terasa. Ngapain di Biologi? Hafalan dan praktikum melulu.
42 anak pun bercerita. Kita dahulu punya sekitar dua kali lipat dari number angkatan. Berangkat memadu romantisme berjalan bersama dalam satu bus, sambil menghafal morfologi xylem floem, menggunting ‘kromosom’, atau melototin struktur kimia glukosa. Lalu, masa lalu itu berkurang. Sekurang 42 anak yang ‘hilang’ beberapa. Begitu tidak menarikkah Biologi?
Generasi berikutnya masih terpaksa mencium aroma ketidakpuasan. Tidak terlalu berbeda. Hanya saja mereka tidak mengalami romantisme perjalanan bus bahkan kehilangan sepatu di masjid As Syifa PMI. Mereka lebih beruntung lab sudah di Darmaga-walau dengan beberapa kesibukan dan tidak sengaja melihat ‘kesengsaraan’ pegawai Fapet. Kenyamanan fasilitas tidak membuat generasi ini betah. Sekarang beberapa individu unggul pun lenyap (lagi). Eksting dari Biologi.
Conserve Us!
Itu dulu. Yang masih bisa sintas dalam perjalanan panjang Biologi sekarang sedang menikmati masa indahnya kuliah. Ada yang hilang dari praktikum 42. Kita kehilangan bau keringat dari jas lab yang’ hampir’ tiap hari dipakai. Tidak terasa, bahkan, praktikum seperti bukan praktikum lagi. 43 pun terlihat gila [positive, I hope it] menikmati hidup barunya.
Sementara itu 44 menyapa dengan senyum dan kepasrahan. One of them said in their ‘buku angkatan’, visi dan misi saya masuk Biologi adalah ingin lebih dekat dengan alam sekitar, bisa belajar banyak tentang alam dan makhluk hidup, dan bisa bermanfaat untuk alam dan semua lingkungannya. Yang lain bilang ‘aku ingin jadi peneliti terutama di bidang mikrobiologi!’. Ujung-ujungnya dari sudut lain berteriak ‘I want to be a scientist of biotech & genetic!’. Satunya lagi dengan legowo berkata ‘saya ingin menumbuhkan jiwa cinta alam dan kehidupan dan menjadikan biologi sebagai suatu kegemaran’..dan masih saja 42 'bermain' dengan mereka. just for fun...
Embrio telah berkembang menjadi juvenil dan mature. Tanpa bersiklus, kini embryo baru bermunculan dengan membawa semangat yang lebih. Lebih dari dua angkatan mayor minor pertama. Welcome 44. You have a good start!
Dan 41 pun mulai berguguran, sudah waktunya senesense dan meregenarasi ‘sel’ berikutnya….
2 hari kemudian...[September 10, 2008 7:05 PM]
Segala perjalanan panjang Himabio akan kembali terulang membuat sejarah baru dalam kehidupan Biologi yang penuh diversitas, dengan makna harfiah atau konstektual. Segala hambatan dan rintangan telah terlalui. Namun, tantangan baru harus siap dijawab kita dan generasi selanjutnya.
Lebih dari 10 tahun Himabio berdiri, berbagai prestasi telah dicapai. Namun, saya belum melihat adanya dokumentasi yang masih tersimpan rapi dari awal terbentuknya Himabio yang akan menambah kebanggaan dan kecintaan kita terhadap Biologi. Himabio masih butuh bantuan dari para 'pendahulu' untuk menceritakan apa yang terjadi di masa lampau. (seperti Avatar Rokku yang menceritakan kisah hidupnya pada Aang, Avatar selanjutnya, he he). Kami butuh engkau, namun kami belum menemukan engkau dan masih segan bertanya padamu.
Masyarakat Biologipun masih belum mengamalkan ilmunya. Kita hidup saling bergantung seperti rantai makanan. Namun, kita dapati sekelompok individu lebih sering berinteraksi dengan beberapa individu lain saja. Dan Himabio masih belum bisa mengkondisikannya. Yang paling penting Himabio masih belum bisa membuat semua yang berada di departemen Biologi bangga dengan ilmunya.
Himabio sudah dewasa, bahkan bisa dikatakan separuh baya. Apakah kedewasaan usia tercetak pada semua individu pelaku interaksi di Biologi? Apakah belajar di Biologi memang harus 'full' belajar sementara kita menutup mata terhadap sekitar kita? Apakah tugas yang belum terlaksana pada masa dahulu telah didelegasikan ke depan?
Himabio 08 mempunyai titipan berat dari para orang tua kita. Saya, mewakili Himabio, merasa tidak mampu melaksanakannya sekarang. Mohon dicatat dan diingatkan lagi pada generasi setelah kita. Kita belum mengabdi pada masyarakat.
banyak lagi yang belum dapat kita lakukan. Dan Kegiatan rutin penghijauan dapat lebih membangun masyarakat jika kita terus memantaunya. Biologi on Training diharapkan mampu menyentuh lapisan masyarakat. Kegiatan seminar belum ada hasil yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Mungkin masih yang pasti bisa kita lakukan adalah, coba untuk membuang sampah pada tempatnya, tidak susah bahkan menjadi contoh.
Segala kegiatan terkesan hanya menonjolkan aspek sponsorship dan dogma pengembangan diri bersosialisasi yang masih sering rancu dalam pengartiannya. "Yang penting ga defisit" adalah panduan utama dalam kegiatan. Apakah hanya dana dan popularitas yang ingin kita capai? Namun saya yakin akan ada 'sesuatu yang baik' yang bisa diperoleh para pelaku kegiatan.
Himabio sudah harus dewasa. Harus melakukan revolusi, jika evolusi masih diperdebatkan. Revolusi menuju arah lebih baik. Himabio akan tetap tidak terdengar jika semua populasi Biologi tidak mau meneriakkannya.
Himabio adalah macan (pantaskah menyebut diri 'macan') ompong tanpa kehadiran masyarakat Biologi!
Himabio belum mencapai visi dan misinya...
dan setidaknya kami masih berusaha...
Jumat, 19 September 2008
Letter Save our Surrounding I
Hari Jumat, 25 April, adalah hari ulang tahun penemuan struktur Deoxyribonucleic Acid (DNA). Pada tanggal 25 April 1953 lalu, dua ilmuwan muda asal Amerika dan Inggris, James Watson dan Francis Crick mengumumkan proposal mereka mengenai struktur double helix DNA di jurnal ilmiah Nature.
Berikut adalah hal-hal menarik di seputar penemuan ini :
• Artikel mereka berjudul "Molecular Strucure of Nucleic Acids: A Structure for Deoxyribose Nucleic Acid" dengan panjang hanya satu halaman
• Manuskripnya diketik adik Watson, Betty.
• Artikel ini memakai hanya satu ilustrasi yang digambar oleh istri Crick, Odile
• ‘Cuma’ memakai enam daftar pustaka.
Artikel ini tidak terkenalsampai The News Chronicle of London, 15 Mei, meliput kuliah Sir Lawrence Bragg (direktur Laboratorium Cavendish tempat Watson dan Crick mengerjakan riset ) di London.
• Walaupun Dr. Crick kemudian diwawancarai oleh BBC di musim gugur tahun itu, penemuan struktur double helix (spiral ganda) DNA itu hanya diberitakan sekedarnya saja setelah itu.
• Dr.Robert C. Olby (sejarawan di University of Pittsburgh) mengatakan bahwa di majalah Nature pada tahun yang sama, dari 20 artikel tentang DNA, hanya 7 yang menyebut double helix.
• Butuh waktu 10 tahun untuk Nobel atas struktur DNA itu
Kenapa hal penting tentang DNA ini tidak diberitakan hebat pada saat itu?
Bukankah dari sini merupakan batu loncatan besar dunia Genetika? Atau mungkin DNA
memang bukan hal yang menarik pada masa itu?
Temukan jawabanya di edisi berikut
Letter Save our Surrounding V
Genetically Modified Organisms (GMOs)
Antonius Suwanto (Departemen Biologi FMIPA IPB)
Transaksi gen bukanlah hal baru dalam kehidupan di alam dan mungkin bahkan telah berlangsung sejak adanya sel awal yang merupakan bagian dari evolusi biosfer planet bumi ini. Nenek moyang sel yang menjadi calon sel tumbuhan dapat melakukan fotosintesis akibat dari akuisisi bahan genetik sianobakter (1). Akibatnya muncullah sel tanman yang dapat disebut sebagai organisme transgenik yang berperan penting dalam produksi oksigen bumi. Tumbuhan modern pun, dengan kloroplas dan mitokondrianya, merupakan contoh makhluk transgenik hasil transaksi gen inter-domain(2).
Kalau memodifikasi bahan genetik disebut ‘playing God’, maka manusia telah melakukan hal ini sejak lama. Telah menjadi kebiasaan, sadar atau tidak sadar, manusia telah melakukan transaksi genetik ketika mencoba ‘memuliakan’ tanaman. Caranya adalah dengan mengumpulkan biji penghasil buah yang manis dan membuang yang asam (pengkayaan gen tertentu dari suatu populasi secara selektif), memanfaatkan reproduksi seksual (persialngan), mutasi alam (misal kelapa kopyor), atau ‘memaksa’ secara buatan dengan bahan kimia atau fisika.
Semua cara ini telah lama dilakukan jauh sebelum teknologi DNA ditemukan. Bahkan, gandum yang kita kenal sekarang adalah modifikasi bahan genetik melalui persilangan lebih dari 10 spesies dan 4 genus yang berbeda(3). Uniknya, selama ini kita tidak pernah mengatakan gandum menimbulkan alergi, kanker, dan merusak keanekaragaman hayati; walaupun tanaman ini sudah sangat berbeda dengan jenis liarnya.
Transaksi gen bahkan sedang terjadi pada trilyunan bakteri penghuni usus besar kita ketika kita membaca tulisan ini.
Dengan demikian organisme hasil modifikasi genetik (GMOs) bukanlah hal yang baru. Bahkan tiap manusia pada dasarnya adalah hasil modifikasi bahan genetik kedua orang tuanya yang melakukan reproduksi secara seksual.
Lalu kenapa banyak orang masih meributkan?
Yang baru adalah cara modifikasi bahan genetiknya. Saat ini pengertian GMO telah direduksi menjadi organisme hasil modifikasi bahan genetik melalui teknologi DNA. Organisme hasil silangan, mutasi kimia, atau fisika tidak digolongkan sebagai GMO.
Yang terpenting adalah beragam penampilan fisik, karakter, atau gaya hidup manusia merupakan refleksi dari keragaman genetik; dan merupakan gambar dari toleransi terhadap pluralisme di taraf yang sangat dasar dan alamiah : molekul DNA sendiri!
Pustaka :
(1) Bhattachrya D, L Medlin. 1998. Algal Phylogeny and the Origin of Land Plant. Plant Physiol 166 : 9-15.
(2) Woese CR, Kandler O, Wheelis. 1990. Toward a Natural System of Organism : Proposal for the Domains Archaea, Bacteria, and Eukarya. Proc Natl Acad Sci USA 87 : 4576-4579
(3) Kreuzer H, Massyey A. 2005. Biology and Biotechnology : Science, Application, and Issues. Washington : ASM Pr.
Senin, 11 Februari 2008
HIMPUNAN MAHASISWA BIOLOGI (HIMABIO 08)
hm, pa yah yang akan kita lakuin setaun depan..

yang jelas kita ngusung konsep Save Our Surrounding
logonya da di atas tu...
artinya:
ada dua orang laki-laki dan perempuan bergandengan tangan menunjukkan adanya kerjasama, kerjasama apa?kerjasama dalam satu koordinasi (lingkaran dalam) selamatkan bumi (lingkaran luar dengan sebuah tunas)
dua orang di dalam lingkaran membentuk huruf S...bisa diulang dua kali + O di lingkaran
jadi deh kata SOS (maksa yah...)
ternyata Biologi TPB tu susah ya
simak aja ya..
hari ini gw baru kelar UTS Bahasa Indonesia. “Yah.. sudah lah.. “, Cuman itu yang terfikir di benak gw saat si otak menolak bekerja untuk menganalisis kalimat-kalimat bajingan yang muncul di lembar soal. Setelah ujian gw cuman merenun sambil merokok.. “apa ada yang salah dengan cara belajar gw ?”.
Mungkin gw emang gak bakat di bidang ini, nilai ‘A’ di pelajaran bahasa inggris pun gw dapatkan dengan keberuntungan.. Yupz, gw lebih senang disuruh ujian kalkulus dua kali lagi dari pada disuruh ngebedain objek ama pelengkap.
Hhh…. f**k bahasa, bukannya gw gak bangga denganmu wahai bahasa, tapi entah menapa sel-sel neuron di dalam kepalaku enggan mentrasmisikan data tentang engkau.. ( bahkan setelah dibantu dengan nikotin ).
Besok gw biologi.. yah.. gw lebih senang disuruh ujian bahasa 3 kali lagi dari pada disuruh ujian biologi ( it’s not that hard to imagine huh ? ).
atau yang ini ni...kamis jam 22.30
1 paramecium, 2 paramecium, 3 paramecium.. hm.. makhluk eukariot ini mulai bikin gw gila. Bulatan demi bulatan gw gambar untuk menerangkan terjadinya proses mitosis dan mieosis kepada asisten cuma demi sekerat nilai. Krak !! Jangka gw patah ! Hmm.. semakin meyakinkan saja penderitaan gw. Ya sudah, gw ambil uang receh n gw gambar buletan-buletan keparat ini pake koin.
1 jam..
2 jam..
3 jam..
4 jam..
Ah.. akhirnya jadi.. rupanya butuh 4 jam buat nyontek master. Gimana kalau gw bikin sendiri ya? Salut buat para pendahulu kita yang membuat laporan dengan jujur. Gw beresin alat2 tulis gw n gw pun beranjak tidur. Yup.. gw butuh tidur, sebenernya gw gak gitu ngantuk, tapi ba’da jum’at ( yg kebetulan gak ada prktkm kimia ) gw mau ke pamulang ( daerah tanggerang ciputat ) n kalau gw gak tidur, gw ngeri ketiduran dimotor. Ah.. rupanya gw gak bisa tidur.. terpaksa begadang ampe pagi. Ngisi waktu gw nonton film pake laptop gareng yang ketinggalan di kamar gw.
Jum’at
Praktikum bio benar2 membosankan, tugas gw kali ini adalah bikin garis pinggir semua buku laporan anak-anak, ya bukan lah.., tugas gw ngamatin laju respirasi tumbuhan yang berbeda warna daun. Ya, cuman ngamatin ( yang nyatet orang lain ). Abis jum’atan hujan lebat. Akhirnya gw cabut jam 2 ama qnun. Rupanya gak gampang nyari rumah kawan gw, ada kali nanya 15x baru ketemu n sampai dengan selamat.
semuanya didapat dari http://blogipb.com/index.php/page/10/so...gimana ni temen-temen da yang mau kasih ide...
apa yang dilakukan di Biologi
kuliah...praktikum...kuliah...praktikum...?
kuliah...praktikum...kuliah...praktikum...?
terus dan terus...
masih agak bingung yah di Biologi mau ngapain,,,,atau udah OKe..bilang saja OK..(T2) aku mau jawaban...huahaha..





